Translate

Saturday, February 25, 2023

KIPASAN KEBUN SI PENAKLUK KABEL LISTRIK

Jika di pulau Jawa burung-burung macam Burung gereja Erasia (Passer montanus) dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) merupakan burung umum dan mudah kita temukan di perkotaan maupun ke dekat hutan, nah jika ke wilayah timur Indonesia seperti di Maluku dan Papua, maka kita akan menjumpai Kipasan kebun (Rhipidura leucophrys) yang merupakan jenis umum dan melimpah di wilayah ini, dan uniknya burung ini hingga membuat sarang di kabel listrik, LUAAAAR BIASSAAA.

 

MORFOLOGI DAN PENYEBARAN KIPASAN KEBUN

Kipasan kebun adalah burung kecil dengan panjang tubuh sekitar 19-21 cm dan berat sekitar 8-10 gram. Didominasi oleh warna hitam di tubuh bagian atas hingga sayap dan ekor serta warna putih di bagian dada hingga perut. Paruh berwarna hitam dengan bulu-bulu di pangkal paruh yang menandakan bahwa burung ini adalah pemakan serangga. Kaki ramping dan panjang berwarna hitam.

Jenis ini memiliki 3 sub spesies yakni, Rhipidura leucophrys picata dan Rhipidura leucophrys leucophrys yang penyebaranya di benua Australia. Sedangkan sub spesies Rhipidura leucophrys melaleuca adalah yang bisa kita jumpai di Indonesia, Papua Nugini, hingga Pulau Solomon.


HABITAT DAN POLA PAKAN KIPASAN KEBUN

Hampir semua habitat, selain hutan tertutup seperti hutan hujan atau hutan kayu putih (Melaleuca leucadendra) terpadat. Terjadi di habitat terbuka, biasanya dengan pohon atau semak yang tersebar, semak rendah dan intensitas cahaya tinggi, misalnya hutan, savana terbuka, pembukaan alam dan buatan manusia, tepi saluran air, hutan bakau, daerah pesisir, kebun dan taman, perkebunan, rawa, laguna dan sekitar tempat tinggal manusia.

Burung ini merupakan pemakan serangga (insectivora), dengan komposisi jenis-jenis kumbang dan lalat yang sering dimakan burung ini, sisanya terkadang capung, laba-laba serta biji-bijian. Mencari mangsa ketika bertengger atau dengan bergerak cepat di tanah seperti lari zig-zag sembari melompat-lompat. Dari persentase lokasi mengambil mangsa, burung ini mengambil mangsa saat terbang (37–62%) dari tumbuh-tumbuhan (3–22%) dan di tanah (1·6–3%).


 

PERKEMBANGBIAKAN KIPASAN KEBUN

Kipasan kebun merupakan jenis yang monogami atau satu pasang saja. Di Papua burung ini tercatat berbiak di bulan Mei hingga Oktober, tetapi dapat berkembang biak di bulan mana pun jika kondisi memungkinkan. Sarang berbentuk cangkir yang tersusun dari rumput kering halus, serpihan kulit kayu, tumbuhan bawah, terkadang ranting, akar, wol dan bulu binatang, bulu dan benang (dapat menggunakan kembali bahan dari sarang sebelumnya, jika sarang sebelumnya masih dalam kondisi layak pakai) dengan diameter luar sarang sebesar 70–76 mm, kedalaman 44–64 mm, ruang telur berdiameter 32–38 mm. Telur setiap pasang berjumlah 3 – 4 butir.


 

KIPASAN KEBUN SANG PENAKLUK KABEL LISTRIK

Menariknya waktu saya berkunjung ke Halmahera dan Waigeo Raja Ampat, Papua Barat, jenis ini ditemukan lebih banyak menggunakan fasilitas manusia seperti kabel dan tiang untuk bertengger dan bahkan membuat sarang. Kok aman yak? Kita aja manusia ngeri membayangkannya, bisa gosong kita jika kena kabel.

Ternyata burung dapat bertengger di kabel listrik tanpa tersengat listrik karena burung bukan  merupakan konduktor yang baik, yang berarti bahwa mereka tidak menghantarkan listrik dengan mudah melalui tubuh mereka seperti logam atau bahan konduktif lainnya.

Ketika burung bertengger di kabel listrik, kaki mereka mengalami perbedaan potensial listrik antara kabel yang mereka pegang dan tanah di bawah mereka. Namun, karena kaki burung terbuat dari bahan yang tidak menghantarkan listrik dengan baik, arus listrik tidak mengalir melalui tubuh mereka ke tanah.

Selain itu, banyak kabel listrik modern dilapisi dengan bahan isolator yang meminimalkan kemungkinan adanya arus bocor dan mencegah terjadinya kebocoran listrik yang dapat membahayakan burung dan manusia.

Ada beberapa alasan mengapa burung sering bersarang di kabel listrik, antara lain:

  1. Ketinggian yang cocok: Kabel listrik sering kali terletak di ketinggian yang cocok bagi burung untuk bersarang, terutama bagi jenis burung yang biasanya bersarang di tempat yang lebih tinggi seperti burung walet.
  2. Keamanan: Beberapa jenis burung merasa bahwa sarang yang dibuat di atas kabel listrik lebih aman dari predator seperti kucing atau musang. Kabel listrik juga membuat sulit bagi predator untuk mencapai sarang burung.
  3. Mudah diakses: Kabel listrik yang terletak di lingkungan perkotaan biasanya mudah diakses oleh burung, terutama jika terletak di dekat pohon atau dinding bangunan yang seringkali menjadi tempat berkumpulnya burung.
  4. Tidak terganggu: Burung mungkin merasa lebih nyaman bersarang di atas kabel listrik karena tidak terganggu oleh kegiatan manusia seperti yang mungkin terjadi di sekitar pohon atau semak-semak.

Meskipun burung sering bersarang di kabel listrik, perlu diingat bahwa ini dapat menjadi berbahaya bagi burung jika kabel tersebut terhubung dengan sumber listrik yang bermuara pada tanah atau terpapar langsung oleh cuaca buruk seperti hujan dan petir. Namun daya adaptasi burung untuk bertahan hidup di perkotaan memang LUAAAAR BIASSAAA.



Tuesday, February 14, 2023

ULAR VIPER WAGLER THE SILENT KILLER

Salah satu ular mematikan yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Ular Viper Wagler (Tropidolaemus wagleri), nama lainnya adalah Ular Bandotan Candi. Ular ini sering dapat di temukan di berbagai tipe habitat, termasuk hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, perkebunan hingga di daerah yang sering dilalui manusia, tetap penting untuk selalu berhati-hati dan menjaga jarak dari ular ini untuk menghindari gigitan yang berbahaya.

Ular Viper termasuk ke dalam keluarga Viperidae atau keluarga ular berbisa dalam klasifikasi ilmiah. Keluarga Viperidae terdiri dari lebih dari 300 spesies ular berbisa yang ditemukan di seluruh dunia, termasuk Ular Viper Wagler yang banyak ditemukan di Asia Tenggara. Ciri khas dari keluarga ular Viper adalah kehadiran gigi berbisa yang dapat dilipat di bagian atas rahang mereka, yang memungkinkan mereka untuk menyerang dan mematikan mangsanya dengan lebih efektif.

 

MORFOLOGI ULAR VIPER WAGLER

Ular ini dinamai menurut ahli zoologi Inggris, Sir Abraham Rees Wagler, yang pertama kali mempelajari spesies ini. Ular Viper Wagler adalah ular berukuran sedang dengan panjang rata-rata antara 70 hingga 100 cm. Namun, ada juga beberapa individu yang dapat mencapai panjang hingga 1,2 meter. Ular Viper Wagler jantan umumnya lebih kecil dari betina, dan spesies ini memiliki tubuh yang agak gemuk dengan kepala yang relatif besar dan ekor yang pendek. Warna kulit ular Viper Wagler dapat bervariasi dari hijau keabu-abuan hingga coklat kehitaman, dengan corak-cetak putih atau kuning yang memanjang di seluruh tubuhnya.

Ukuran ular Viper Wagler yang relatif kecil membuatnya sulit ditemukan di alam liar, sehingga perlu berhati-hati ketika berada di daerah yang menjadi habitatnya. Jadi ingat di tahun 2008, ketika saya sedang survey burung di hutan dekat Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat waktu itu karena perjalanan yang melelahkan menembus semak belukar dan berenang di rawa-rawa gambut, ketika sampai di lokasi yang agak kering saya segera menaruh tas carrier yang saya bawa dan duduk di lantai hutan, tiba-tiba pemandu kami berteriak ke arah saya, saya tidak ngeh karena terlalu lelah, sayup-sayup terdengar kata-kata ular, saya pun tak sengaja menoleh ke arah kanan dan benar saja di dekat tas saya tampak Ular Viper Wagler sedang beristirahat di ranting pohon yang sejajar dengan kepala saya. Untungnya jenis ini aktif di malam hari dan di siang hari ular ini lebih banyak berdiam diri. Alhamdulillah ….

Selain dengan nama Bandotan Candi, Ular ini juga dikenal dengan berbagai nama lokal seperti ular punai (Jambi), Ular cintamanis (Batak), Ular cantik manis (Sumbar), Ular kapak tokong, Dupong (Malay), dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Temple viper

Ular Viper Wagler termasuk ke dalam keluarga Viperidae yang memiliki tipe susunan gigi solenoglyphous. Tipe susunan gigi solenoglyphous adalah tipe susunan gigi pada ular berbisa yang memiliki sepasang gigi besar di rahang depan, yang dapat dilipat ke dalam saat tidak digunakan, dan dapat melipat ke luar dan menjulur saat ular mengigit mangsa. Gigi tersebut terhubung dengan kelenjar bisa yang memproduksi dan menyimpan bisa ular. Gigi berbisa solenoglyphous memungkinkan ular untuk menginjeksikan bisa ke dalam mangsa secara efektif.

Bisa Ular Viper Wagler mengandung berbagai jenis toksin yang dapat mematikan bagi manusia dan hewan lainnya. Toksin utama yang terkandung dalam bisa ular Viper Wagler adalah hemotoksin dan neurotoksin. Hemotoksin berfungsi menghancurkan sel darah merah dan jaringan otot, sementara neurotoksin dapat mempengaruhi sistem saraf, sehingga mengakibatkan kelumpuhan dan kegagalan organ vital pada korban gigitan. Efek samping yang ditimbulkan akibat gigitan bisa ular Viper Wagler antara lain rasa sakit, bengkak, dan memar pada area gigitan, kelemahan, mual, dan kesulitan bernafas. Jika tidak diobati, gigitan bisa ular Viper Wagler dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dan menghindari kontak langsung dengan ular ini saat berada di habitatnya.


 

HABITAT DAN PAKAN ULAR VIPER WAGLER

Ular Viper memiliki banyak varietas dan dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia, meskipun sebagian besar spesiesnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis.  Ular Viper Wagler, adalah jenis ular viper yang umum di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ular ini umum ditemukan pada dataran rendah dan pegunungan hingga mencapai ketinggian 1000 mdpl. Akan tetapi kebanyakan berada di dataran rendah yang basah dekat perairan, seperti hutan rawa gambut, persawahan, tepi sungai, dan hutan bakau. Aktivitas hariannya dilakukan secara arboreal baik pada malam hari juga di senja atau dini hari. Sementara pada ular yang muda lebih sering ditemukan di permukaan tanah. Pakannya berupa binatang mamalia kecil, burung, kadal, katak dan hewan kecil lainnya.

Ular Viper Wagler adalah ular yang berburu mangsanya secara aktif dengan cara mengintai dan menyerang secara tiba-tiba. Ular ini sering ditemukan bersembunyi di antara daun-daun atau di balik batang pohon, menunggu mangsanya lewat. Ketika mangsa seperti tikus, katak, atau burung lewat, ular Viper Wagler akan menyerang dengan cepat dan mematuknya dengan gigi berbisa yang dilipat di atas rahangnya. Setelah mangsa terkena gigitannya, toksin dalam bisa ular Viper akan mematikan mangsa dalam waktu yang relatif singkat.

Ular Viper juga menggunakan indra penciuman dan penglihatannya yang tajam untuk mencari mangsa. Mereka seringkali memanjat ke atas ranting pohon untuk mendapatkan keuntungan posisi dan memudahkan pengintaian mangsa yang berada di bawah. Setelah menyerang mangsa, ular Viper Wagler kemudian akan menunggu sampai mangsa tersebut mati sebelum memakannya. Ular ini dikenal sebagai predator yang efektif dan memainkan peran penting dalam mengendalikan populasi hewan kecil di habitatnya, Sang SILENT KILLER.


 

PERANAN DAN ANCAMAN TERHADAP ULAR VIPER WAGLER

Ular Viper Wagler memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di habitatnya. Sebagai predator, ular Viper Wagler memangsa berbagai jenis hewan kecil seperti tikus, katak, dan burung, sehingga membantu mengendalikan populasi hewan-hewan tersebut di alam liar. Selain itu, ular Viper Wagler juga berperan sebagai mangsa bagi beberapa predator di alam seperti burung hantu, musang, dan ular lainnya. Dalam lingkungan hutan, spesies ini juga turut berpartisipasi dalam siklus nutrisi dengan menjadi sumber makanan bagi hewan predator di atasnya dalam rantai makanan. Oleh karena itu, meskipun terkadang dianggap berbahaya bagi manusia, ular Viper Wagler memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di habitatnya.

Ancaman terhadap populasi ular Viper Wagler antara lain hilangnya habitat akibat deforestasi, pembangunan infrastruktur, dan perambahan manusia. Ular Viper Wagler juga sering diburu oleh manusia untuk diambil kulitnya yang indah dan dijadikan bahan kerajinan tangan, serta untuk diambil dagingnya yang dianggap sebagai makanan lezat oleh beberapa orang di wilayah habitatnya. Selain itu, perburuan ular Viper Wagler juga terkait dengan permintaan pasar satwa liar dan perdagangan hewan peliharaan. Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan habitat alami ular Viper Wagler sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini di masa depan.

Sebagai hewan yang mempunyai peranan penting di alam, menjual atau memperjualbelikan Ular Viper Wagler secara ilegal dapat dikenakan sanksi hukum yang berat Selain itu tidak dianjurkan untuk memelihara atau memperdagangkan hewan ini sebagai hewan peliharaan. Namun jika dilihat di E-Commerce harga ular ini berkisar antara 200.000 - 500.000 per ekornya dan hal ini sangat merugikan bagi keberlangsungan populasi ular Viper Wagler di alam. Oleh karena itu, penting untuk tidak terlibat dalam aktivitas perdagangan atau kepemilikan hewan langka atau dilindungi demi menjaga kelestarian spesies ini di alam.



Saturday, February 11, 2023

BLEKOK SAWAH SANG OPORTUNIS

Masih dalam bulan sensus burung air se-Asia (Asian Waterbird Census), kali ini kita akan berkenalan dengan salah satu burung air yang umum atau biasa para pengamat burung di Jakarta menyebutnya burung “receh”. Yak ini adalah burung receh namun unik menurut saya, karena burung ini mempunyai fase yang mana ketika berbiak bulu nya akan berubah warna. Kenapa saya sebut unik karena selama pengamatan sepanjang tahun di Jakarta, saya hanya sekali atau dua kali menjumpai burung ini dalam fase tidak berbiak, selebihnya lebih sering di temukan dalam fase berbiak, sehingga saya fikir burung ini kawin sepanjang tahun yak he he he … Yak burung ini adalah jenis Blekok sawah (Ardeola speciosa).


MORFOLOGI BLEKOK SAWAH

Blekok sawah, adalah spesies burung yang termasuk dalam keluarga Ardeidae. Burung ini biasanya ditemukan di wilayah tropis dan subtropis Asia dan Afrika. Burung berukuran 45 cm ini memiliki ciri khas warna abu-abu, jingga dan putih, dengan paruh berwarna kuning dan hitam pada ujungnya. Ketika berbiak, Kepala, dada kuning tua. Punggung nyaris hitam. Tubuh bagian atas lainnya coklat bercoret-coret. Tubuh bagian bawah putih. Saat terbang sayap terlihat sangat kontras dengan punggung yang hitam dan ketika tak berbiak mirip dengan warna individu remaja yakni Coklat bercoret-coret. Iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau buram.


HABITAT DAN PENYEBARAN BLEKOK SAWAH

Blekok sawah memiliki habitat utama di sawah, tambak, dan lingkungan air terbuka lainnya. Mereka juga ditemukan di hutan mangrove, rawa, dan sungai. Spesies ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Asia dan Afrika. Blekok Sawah membutuhkan lingkungan air terbuka dan cukup luas untuk bertelur dan membesarkan anaknya. Untuk persebaran berdasarkan ketinggian, burung ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1500 mdpl di pulau Jawa, sedangkan di Filipina hingga 1100 mdpl.

Blekok sawah menyebar luas di Asia Tenggara, negera-negara seperti Myanmar, Laos, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia hingga Filipina, tetapi pernah tercatat pada tahun 2007 di bagian utara Australia, dimana diduga burung ini tersasar akibat terbawa badai dari kepulauan Maluku.


 

PERKEMBANGBIAKAN BLEKOK SAWAH

Blekok sawah berkembang bisa sepanjang tahun untuk di Jawa, namun beberapa pulau di Indonesia mempunyai waktu perkembangbiakan yang berbeda, seperti di Kalimantan Selatan pada bulan Agustus – September, Maret di Sumatera dan Jawa Barat Januari – Agustus. Adapun di Jakarta dari informasi di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Blekok sawah mulai membuat sarang pada bulan Februari – April dengan telur rata-rata dalam sarang berjumlah 2 – 5 butir.

Blekok sawah ketika bersarang terkadang berpasangan sendiri atau dalam kelompok kecil tetapi berkoloni hingga 1000–2000 pasang dan jumlah terbesar yang pernah tercatat yakni di Sumatera Selatan sebanyak 9.000–60.000 pasang dan seringkali dalam koloni campuran dengan spesies lain, semisal dengan Kowak malam abu, Cangak merah, Kuntul besar, Kuntul perak, Kuntul kerbau dan Kuntul kecil.

 

TIPE PAKAN BLEKOK SAWAH

Tipe pakan Blekok sawah adalah Omnivora dimana terdiri dari komposisi ikan, katak, berudu, serangga air, belalang, kumbang, semut, rayap dan cacing tanah. Ketika mencari makan, Blekok sawah akan berdiam lama di pinggir air atau bertengger di akar mangrove di atas air, ketika ikan lewat dalam area sergapan paruhnya, dengan cepat burung ini akan memangsa ikan tersebut.

Namun ada catatan menarik dimana tahun 2012 di Ecopark Ancol, tercatat Blekok sawah memangsa burung Bondol peking (Lonchura punctulata) dan 8 Januari 2023 lalu, tercatat burung ini memangsa burung gereja (Passer montanus) di Utan Kemayoran. Hal ini sangat menarik karena apakah burung ini memangsa burung karena kesulitan mencari pakan berupa ikan atau memang burung ini bersifat oportunis.

Mungkin untuk kasus di Jakarta, burung ini memang bersifat oportunis, dimana di Muara Angke, burung ini ditemukan bertengger di atas tumpukan sampah plastik dan memakan sisa makanan manusia atau sampah buangan manusia.


 

KENAPA MENJADI OPORTUNIS

Ini baru teori saja sih, Blekok sawah menjadi bersifat oportunis karena mereka memanfaatkan berbagai sumber makan untuk bertahan hidup dan berkembang biak, dalam hal ini karena burung ini jumlahnya masih banyak di suatu area, sehingga persaingan mencari makan untuk keberlangsungan hidup pun sangat ketat. Beberapa individu mau tidak mau beradaptasi dan dapat menyesuaikan diri dengan mudah terhadap perubahan lingkungan dan memanfaatkan peluang untuk memenuhi kebutuhan mereka. burung harus sering beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka dan memastikan kelangsungan hidup spesies mereka.

Menjadi oportunis juga membantu burung dalam mengatasi keterbatasan sumber daya yang tersedia. Misalnya, jika sumber makan tertentu menjadi langka, burung dapat dengan cepat menyesuaikan diri dan mencari sumber makan alternatif. Ini memastikan bahwa burung dapat tetap bertahan hidup dan berkembang biak, meskipun lingkungan mereka berubah.

Secara singkat, burung menjadi oportunis karena ini adalah strategi yang efektif untuk memastikan kelangsungan hidup dan reproduksi mereka dalam lingkungan yang sering berubah dan penuh dengan ancaman.

 


MENJADI BAGIAN KELUARGA BURUNG AIR

Blekok sawah merupakan bagian dari keluarga burung air yang walaupun secara garis besar pakan keluarga burung-burung ini adalah ikan, namun ada juga jenis-jenis ini yang menjadi pemakan segalanya (omnivora) seperti blekok sawah ini. Dan dari pemakan serangga ini, Blekok sawah mempunyai fungsi penting di perkotaan, terutama di area hutan mangrove dan pesisir Jakarta. Nah beberapa fungsi dari burung air di perkotaan adalah sebagai berikut :

  1. Kontrol populasi serangga: Burung air memakan serangga dan membantu dalam mengendalikan populasi serangga, yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman dan makanan.
  2. Manfaat ekonomi: Burung air dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat perkotaan, seperti dalam industri pariwisata dan pemantauan lingkungan.
  3. Penambah keindahan: Keberadaan burung air di kota dapat menambah keindahan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup bagi warga kota.

Dengan demikian, keberadaan burung air memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat di kota. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi dan memelihara burung air dan juga habitatnya di perkotaan.