Salah satu ular mematikan yang bisa ditemukan di Indonesia adalah Ular Viper Wagler (Tropidolaemus wagleri), nama lainnya adalah Ular Bandotan Candi. Ular ini sering dapat di temukan di berbagai tipe habitat, termasuk hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, perkebunan hingga di daerah yang sering dilalui manusia, tetap penting untuk selalu berhati-hati dan menjaga jarak dari ular ini untuk menghindari gigitan yang berbahaya.
Ular Viper termasuk ke dalam
keluarga Viperidae atau keluarga ular berbisa dalam klasifikasi ilmiah.
Keluarga Viperidae terdiri dari lebih dari 300 spesies ular berbisa yang
ditemukan di seluruh dunia, termasuk Ular Viper Wagler yang banyak ditemukan di
Asia Tenggara. Ciri khas dari keluarga ular Viper adalah kehadiran gigi berbisa
yang dapat dilipat di bagian atas rahang mereka, yang memungkinkan mereka untuk
menyerang dan mematikan mangsanya dengan lebih efektif.
MORFOLOGI ULAR VIPER WAGLER
Ular ini dinamai menurut ahli
zoologi Inggris, Sir Abraham Rees Wagler, yang pertama kali mempelajari spesies
ini. Ular Viper Wagler adalah ular berukuran sedang dengan panjang rata-rata
antara 70 hingga 100 cm. Namun, ada juga beberapa individu yang dapat mencapai
panjang hingga 1,2 meter. Ular Viper Wagler jantan umumnya lebih kecil dari
betina, dan spesies ini memiliki tubuh yang agak gemuk dengan kepala yang
relatif besar dan ekor yang pendek. Warna kulit ular Viper Wagler dapat
bervariasi dari hijau keabu-abuan hingga coklat kehitaman, dengan corak-cetak
putih atau kuning yang memanjang di seluruh tubuhnya.
Ukuran ular Viper Wagler yang
relatif kecil membuatnya sulit ditemukan di alam liar, sehingga perlu
berhati-hati ketika berada di daerah yang menjadi habitatnya. Jadi ingat di
tahun 2008, ketika saya sedang survey burung di hutan dekat Taman Nasional Danau
Sentarum, Kalimantan Barat waktu itu karena perjalanan yang melelahkan menembus
semak belukar dan berenang di rawa-rawa gambut, ketika sampai di lokasi yang
agak kering saya segera menaruh tas carrier yang saya bawa dan duduk di lantai
hutan, tiba-tiba pemandu kami berteriak ke arah saya, saya tidak ngeh karena
terlalu lelah, sayup-sayup terdengar kata-kata ular, saya pun tak sengaja menoleh
ke arah kanan dan benar saja di dekat tas saya tampak Ular Viper Wagler sedang
beristirahat di ranting pohon yang sejajar dengan kepala saya. Untungnya jenis
ini aktif di malam hari dan di siang hari ular ini lebih banyak berdiam diri.
Alhamdulillah ….
Selain dengan nama Bandotan
Candi, Ular ini juga dikenal dengan berbagai nama lokal seperti ular punai
(Jambi), Ular cintamanis (Batak), Ular cantik manis (Sumbar), Ular kapak
tokong, Dupong (Malay), dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Temple
viper
Ular Viper Wagler termasuk ke
dalam keluarga Viperidae yang memiliki tipe susunan gigi solenoglyphous. Tipe
susunan gigi solenoglyphous adalah tipe susunan gigi pada ular berbisa yang
memiliki sepasang gigi besar di rahang depan, yang dapat dilipat ke dalam saat
tidak digunakan, dan dapat melipat ke luar dan menjulur saat ular mengigit
mangsa. Gigi tersebut terhubung dengan kelenjar bisa yang memproduksi dan
menyimpan bisa ular. Gigi berbisa solenoglyphous memungkinkan ular untuk
menginjeksikan bisa ke dalam mangsa secara efektif.
Bisa Ular Viper Wagler mengandung
berbagai jenis toksin yang dapat mematikan bagi manusia dan hewan lainnya.
Toksin utama yang terkandung dalam bisa ular Viper Wagler adalah hemotoksin dan
neurotoksin. Hemotoksin berfungsi menghancurkan sel darah merah dan jaringan
otot, sementara neurotoksin dapat mempengaruhi sistem saraf, sehingga
mengakibatkan kelumpuhan dan kegagalan organ vital pada korban gigitan. Efek
samping yang ditimbulkan akibat gigitan bisa ular Viper Wagler antara lain rasa
sakit, bengkak, dan memar pada area gigitan, kelemahan, mual, dan kesulitan
bernafas. Jika tidak diobati, gigitan bisa ular Viper Wagler dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, penting untuk
selalu berhati-hati dan menghindari kontak langsung dengan ular ini saat berada
di habitatnya.
HABITAT DAN PAKAN ULAR VIPER WAGLER
Ular Viper memiliki banyak
varietas dan dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia, meskipun
sebagian besar spesiesnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Ular Viper Wagler, adalah jenis ular viper
yang umum di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan
Thailand. Ular ini umum ditemukan pada dataran rendah dan pegunungan hingga
mencapai ketinggian 1000 mdpl. Akan tetapi kebanyakan berada di dataran rendah
yang basah dekat perairan, seperti hutan rawa gambut, persawahan, tepi sungai,
dan hutan bakau. Aktivitas hariannya dilakukan secara arboreal baik pada malam
hari juga di senja atau dini hari. Sementara pada ular yang muda lebih sering
ditemukan di permukaan tanah. Pakannya berupa binatang mamalia kecil, burung,
kadal, katak dan hewan kecil lainnya.
Ular Viper Wagler adalah ular
yang berburu mangsanya secara aktif dengan cara mengintai dan menyerang secara
tiba-tiba. Ular ini sering ditemukan bersembunyi di antara daun-daun atau di
balik batang pohon, menunggu mangsanya lewat. Ketika mangsa seperti tikus,
katak, atau burung lewat, ular Viper Wagler akan menyerang dengan cepat dan
mematuknya dengan gigi berbisa yang dilipat di atas rahangnya. Setelah mangsa
terkena gigitannya, toksin dalam bisa ular Viper akan mematikan mangsa dalam
waktu yang relatif singkat.
Ular Viper juga menggunakan indra
penciuman dan penglihatannya yang tajam untuk mencari mangsa. Mereka seringkali
memanjat ke atas ranting pohon untuk mendapatkan keuntungan posisi dan
memudahkan pengintaian mangsa yang berada di bawah. Setelah menyerang mangsa,
ular Viper Wagler kemudian akan menunggu sampai mangsa tersebut mati sebelum
memakannya. Ular ini dikenal sebagai predator yang efektif dan memainkan peran
penting dalam mengendalikan populasi hewan kecil di habitatnya, Sang SILENT KILLER.
PERANAN DAN ANCAMAN TERHADAP ULAR VIPER WAGLER
Ular Viper Wagler memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di habitatnya. Sebagai predator,
ular Viper Wagler memangsa berbagai jenis hewan kecil seperti tikus, katak, dan
burung, sehingga membantu mengendalikan populasi hewan-hewan tersebut di alam
liar. Selain itu, ular Viper Wagler juga berperan sebagai mangsa bagi beberapa
predator di alam seperti burung hantu, musang, dan ular lainnya. Dalam
lingkungan hutan, spesies ini juga turut berpartisipasi dalam siklus nutrisi
dengan menjadi sumber makanan bagi hewan predator di atasnya dalam rantai
makanan. Oleh karena itu, meskipun terkadang dianggap berbahaya bagi manusia,
ular Viper Wagler memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem di habitatnya.
Ancaman terhadap populasi ular
Viper Wagler antara lain hilangnya habitat akibat deforestasi, pembangunan
infrastruktur, dan perambahan manusia. Ular Viper Wagler juga sering diburu
oleh manusia untuk diambil kulitnya yang indah dan dijadikan bahan kerajinan
tangan, serta untuk diambil dagingnya yang dianggap sebagai makanan lezat oleh
beberapa orang di wilayah habitatnya. Selain itu, perburuan ular Viper Wagler
juga terkait dengan permintaan pasar satwa liar dan perdagangan hewan
peliharaan. Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan habitat alami
ular Viper Wagler sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup spesies
ini di masa depan.
Sebagai hewan yang mempunyai
peranan penting di alam, menjual atau memperjualbelikan Ular Viper Wagler
secara ilegal dapat dikenakan sanksi hukum yang berat Selain itu tidak
dianjurkan untuk memelihara atau memperdagangkan hewan ini sebagai hewan
peliharaan. Namun jika dilihat di E-Commerce harga ular ini berkisar antara
200.000 - 500.000 per ekornya dan hal ini sangat merugikan bagi keberlangsungan
populasi ular Viper Wagler di alam. Oleh karena itu, penting untuk tidak
terlibat dalam aktivitas perdagangan atau kepemilikan hewan langka atau
dilindungi demi menjaga kelestarian spesies ini di alam.
No comments:
Post a Comment