Masih dalam bulan sensus burung air se-Asia (Asian Waterbird Census), kali ini kita akan berkenalan dengan salah satu burung air yang umum atau biasa para pengamat burung di Jakarta menyebutnya burung “receh”. Yak ini adalah burung receh namun unik menurut saya, karena burung ini mempunyai fase yang mana ketika berbiak bulu nya akan berubah warna. Kenapa saya sebut unik karena selama pengamatan sepanjang tahun di Jakarta, saya hanya sekali atau dua kali menjumpai burung ini dalam fase tidak berbiak, selebihnya lebih sering di temukan dalam fase berbiak, sehingga saya fikir burung ini kawin sepanjang tahun yak he he he … Yak burung ini adalah jenis Blekok sawah (Ardeola speciosa).
MORFOLOGI BLEKOK SAWAH
Blekok sawah, adalah spesies
burung yang termasuk dalam keluarga Ardeidae. Burung ini biasanya ditemukan di
wilayah tropis dan subtropis Asia dan Afrika. Burung berukuran 45 cm ini
memiliki ciri khas warna abu-abu, jingga dan putih, dengan paruh berwarna
kuning dan hitam pada ujungnya. Ketika berbiak, Kepala, dada kuning tua.
Punggung nyaris hitam. Tubuh bagian atas lainnya coklat bercoret-coret. Tubuh
bagian bawah putih. Saat terbang sayap terlihat sangat kontras dengan punggung
yang hitam dan ketika tak berbiak mirip dengan warna individu remaja yakni
Coklat bercoret-coret. Iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau
buram.
HABITAT DAN PENYEBARAN BLEKOK SAWAH
Blekok sawah memiliki habitat
utama di sawah, tambak, dan lingkungan air terbuka lainnya. Mereka juga
ditemukan di hutan mangrove, rawa, dan sungai. Spesies ini umumnya ditemukan di
daerah tropis dan subtropis di Asia dan Afrika. Blekok Sawah membutuhkan
lingkungan air terbuka dan cukup luas untuk bertelur dan membesarkan anaknya. Untuk
persebaran berdasarkan ketinggian, burung ini bisa ditemukan sampai ketinggian
1500 mdpl di pulau Jawa, sedangkan di Filipina hingga 1100 mdpl.
Blekok sawah menyebar luas di
Asia Tenggara, negera-negara seperti Myanmar, Laos, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Indonesia hingga Filipina, tetapi pernah tercatat pada tahun 2007 di
bagian utara Australia, dimana diduga burung ini tersasar akibat terbawa badai
dari kepulauan Maluku.
PERKEMBANGBIAKAN BLEKOK SAWAH
Blekok sawah berkembang bisa
sepanjang tahun untuk di Jawa, namun beberapa pulau di Indonesia mempunyai
waktu perkembangbiakan yang berbeda, seperti di Kalimantan Selatan pada bulan Agustus
– September, Maret di Sumatera dan Jawa Barat Januari – Agustus. Adapun di
Jakarta dari informasi di Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Blekok sawah mulai
membuat sarang pada bulan Februari – April dengan telur rata-rata dalam sarang
berjumlah 2 – 5 butir.
Blekok sawah ketika bersarang
terkadang berpasangan sendiri atau dalam kelompok kecil tetapi berkoloni hingga
1000–2000 pasang dan jumlah terbesar yang pernah tercatat yakni di Sumatera
Selatan sebanyak 9.000–60.000 pasang dan seringkali dalam koloni campuran
dengan spesies lain, semisal dengan Kowak malam abu, Cangak merah, Kuntul
besar, Kuntul perak, Kuntul kerbau dan Kuntul kecil.
TIPE PAKAN BLEKOK SAWAH
Tipe pakan Blekok sawah adalah
Omnivora dimana terdiri dari komposisi ikan, katak, berudu, serangga air,
belalang, kumbang, semut, rayap dan cacing tanah. Ketika mencari makan, Blekok
sawah akan berdiam lama di pinggir air atau bertengger di akar mangrove di atas
air, ketika ikan lewat dalam area sergapan paruhnya, dengan cepat burung ini
akan memangsa ikan tersebut.
Namun ada catatan menarik dimana
tahun 2012 di Ecopark Ancol, tercatat Blekok sawah memangsa burung Bondol
peking (Lonchura punctulata) dan 8 Januari 2023 lalu, tercatat burung
ini memangsa burung gereja (Passer montanus) di Utan Kemayoran. Hal ini
sangat menarik karena apakah burung ini memangsa burung karena kesulitan
mencari pakan berupa ikan atau memang burung ini bersifat oportunis.
Mungkin untuk kasus di Jakarta,
burung ini memang bersifat oportunis, dimana di Muara Angke, burung ini ditemukan
bertengger di atas tumpukan sampah plastik dan memakan sisa makanan manusia
atau sampah buangan manusia.
KENAPA MENJADI OPORTUNIS
Ini baru teori saja sih, Blekok
sawah menjadi bersifat oportunis karena mereka memanfaatkan berbagai sumber
makan untuk bertahan hidup dan berkembang biak, dalam hal ini karena burung ini
jumlahnya masih banyak di suatu area, sehingga persaingan mencari makan untuk
keberlangsungan hidup pun sangat ketat. Beberapa individu mau tidak mau
beradaptasi dan dapat menyesuaikan diri dengan mudah terhadap perubahan
lingkungan dan memanfaatkan peluang untuk memenuhi kebutuhan mereka. burung
harus sering beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk memenuhi
kebutuhan mereka dan memastikan kelangsungan hidup spesies mereka.
Menjadi oportunis juga membantu
burung dalam mengatasi keterbatasan sumber daya yang tersedia. Misalnya, jika
sumber makan tertentu menjadi langka, burung dapat dengan cepat menyesuaikan
diri dan mencari sumber makan alternatif. Ini memastikan bahwa burung dapat
tetap bertahan hidup dan berkembang biak, meskipun lingkungan mereka berubah.
Secara singkat, burung menjadi
oportunis karena ini adalah strategi yang efektif untuk memastikan kelangsungan
hidup dan reproduksi mereka dalam lingkungan yang sering berubah dan penuh
dengan ancaman.
MENJADI BAGIAN KELUARGA BURUNG AIR
Blekok sawah merupakan bagian
dari keluarga burung air yang walaupun secara garis besar pakan keluarga burung-burung
ini adalah ikan, namun ada juga jenis-jenis ini yang menjadi pemakan segalanya (omnivora)
seperti blekok sawah ini. Dan dari pemakan serangga ini, Blekok sawah mempunyai
fungsi penting di perkotaan, terutama di area hutan mangrove dan pesisir
Jakarta. Nah beberapa fungsi dari burung air di perkotaan adalah sebagai
berikut :
- Kontrol populasi serangga: Burung air memakan serangga dan membantu dalam mengendalikan populasi serangga, yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman dan makanan.
- Manfaat ekonomi: Burung air dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat perkotaan, seperti dalam industri pariwisata dan pemantauan lingkungan.
- Penambah keindahan: Keberadaan burung air di kota dapat menambah keindahan lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup bagi warga kota.
Dengan demikian, keberadaan
burung air memiliki peran penting dalam memelihara keseimbangan ekosistem dan
memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat di kota. Oleh karena itu,
sangat penting untuk melindungi dan memelihara burung air dan juga habitatnya di
perkotaan.
No comments:
Post a Comment