Gelatik Jawa (Padda oryzivora) adalah jenis yang tahun 1970an umum di Jakarta Selatan, sehingga jenis ini di tetapkan sebagai maskot hewan dari daerah walikotamadya Jakarta Selatan. Seiring perkembangan dunia pertanian dan karena jenis ini juga menyukai bulir padi maka terjadilah penangkapan besar-besaran burung demi dalih pembersihan hama padi di lahan pertanian dan perkebunan, Gelatik jawa pun perlahan menghilang dari Jakarta Selatan, hingga tahun 2010 di temukan beberapa populasi kecil di pinggir Jakarta Selatan.
HEWAN PELIHARAAN YANG ADAPTIF
Menurut catatan Burung Indonesia, penangkapan gelatik jawa
untuk memenuhi kebutuhan pasar burung peliharaan baik di wilayah domestik dan
internasional mengalami puncaknya pada dekade 1960-an hingga 1970-an. Kebiasaannya
yang suka bergerombol menjadikan burung ini gampang di tangkap.
Perdagangan burung ini selain di Pulau Jawa, juga meliputi pulau-pulau
besar di Indonesia, dan tak hanya itu untuk ke luar negeri, jenis ini di minati
mulai dari benua Eropa, Amerika, Australia hingga Asia Timur seperti Jepang.
Yang menarik adalah, karena daya adaptasi yang tinggi, ada suatu
waktu burung ini terlepas ke alam dan Gelatik jawa mampu bertahan hingga
beranak pinak di luar daerah asalnya, Hebaaaaat.
KEMBALI KE ASAL
November 2021 yang lalu ada temuan menarik soal Gelatik Jawa
di Taman Margasatwa Ragunan, dimana tercatat ada ratusan Gelatik Jawa di
temukan terbang bebas di dalam kebun binatang ini. Sedangkan di Agustus 2019,
jumlah Gelatik Jawa di Ragunan, mungkin hanya 5 – 8 individu.
Teori sementara akan adanya populasi yang besar di Ragunan
dikarenakan, sewaktu Ragunan di tutup akibat pandemik Covid-19, karena kosong
tidak ada pengunjung, burung ini dengan leluasa mencari makan bersumber dari
pakan burung-burung yang ada di kandang.
Tanpa rasa takut akan kehadiran manusia, pakan melimpah dan
tidak ada penangkapan oleh oknum menyebabkan populasi burung ini meningkat drastis.
Namun sayangnya seiring kondisi Ragunan yang kembali normal,
di bulan November 2022, burung ini sudah jarang terlihat di lokasi waktu ditemukan
pada tahun 2021. Gelatik Jawa memang masih banyak populasinya di Ragunan namun
terkonsentrasi di beberapa area dan perkembangiakan burung ini masih berjalan
dengan normal, dimana tercatat keberadaan individu muda dan lubang di pohon
sebagai sarang Gelatik Jawa ketika berbiak.
Akhirnya maskot Jakarta selatan ini kembali ke daerah
asalnya dan menghiasi langit Jakarta.