Jika di pulau Jawa burung-burung macam Burung gereja Erasia (Passer montanus) dan Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) merupakan burung umum dan mudah kita temukan di perkotaan maupun ke dekat hutan, nah jika ke wilayah timur Indonesia seperti di Maluku dan Papua, maka kita akan menjumpai Kipasan kebun (Rhipidura leucophrys) yang merupakan jenis umum dan melimpah di wilayah ini, dan uniknya burung ini hingga membuat sarang di kabel listrik, LUAAAAR BIASSAAA.
MORFOLOGI DAN PENYEBARAN KIPASAN KEBUN
Kipasan kebun adalah burung kecil
dengan panjang tubuh sekitar 19-21 cm dan berat sekitar 8-10 gram. Didominasi
oleh warna hitam di tubuh bagian atas hingga sayap dan ekor serta warna putih
di bagian dada hingga perut. Paruh berwarna hitam dengan bulu-bulu di pangkal
paruh yang menandakan bahwa burung ini adalah pemakan serangga. Kaki ramping
dan panjang berwarna hitam.
Jenis ini memiliki 3 sub spesies yakni, Rhipidura leucophrys picata dan Rhipidura leucophrys leucophrys yang penyebaranya di benua Australia. Sedangkan sub spesies Rhipidura leucophrys melaleuca adalah yang bisa kita jumpai di Indonesia, Papua Nugini, hingga Pulau Solomon.
HABITAT DAN POLA PAKAN KIPASAN KEBUN
Hampir semua habitat, selain
hutan tertutup seperti hutan hujan atau hutan kayu putih (Melaleuca leucadendra)
terpadat. Terjadi di habitat terbuka, biasanya dengan pohon atau semak yang
tersebar, semak rendah dan intensitas cahaya tinggi, misalnya hutan, savana
terbuka, pembukaan alam dan buatan manusia, tepi saluran air, hutan bakau,
daerah pesisir, kebun dan taman, perkebunan, rawa, laguna dan sekitar tempat
tinggal manusia.
Burung ini merupakan pemakan
serangga (insectivora), dengan komposisi jenis-jenis kumbang dan lalat yang sering
dimakan burung ini, sisanya terkadang capung, laba-laba serta biji-bijian. Mencari
mangsa ketika bertengger atau dengan bergerak cepat di tanah seperti lari
zig-zag sembari melompat-lompat. Dari persentase lokasi mengambil mangsa,
burung ini mengambil mangsa saat terbang (37–62%) dari tumbuh-tumbuhan (3–22%)
dan di tanah (1·6–3%).
PERKEMBANGBIAKAN KIPASAN KEBUN
Kipasan kebun merupakan jenis
yang monogami atau satu pasang saja. Di Papua burung ini tercatat berbiak di
bulan Mei hingga Oktober, tetapi dapat berkembang biak di bulan mana pun jika
kondisi memungkinkan. Sarang berbentuk cangkir yang tersusun dari rumput kering
halus, serpihan kulit kayu, tumbuhan bawah, terkadang ranting, akar, wol dan
bulu binatang, bulu dan benang (dapat menggunakan kembali bahan dari sarang
sebelumnya, jika sarang sebelumnya masih dalam kondisi layak pakai) dengan
diameter luar sarang sebesar 70–76 mm, kedalaman 44–64 mm, ruang telur
berdiameter 32–38 mm. Telur setiap pasang berjumlah 3 – 4 butir.
KIPASAN KEBUN SANG PENAKLUK KABEL LISTRIK
Menariknya waktu saya berkunjung
ke Halmahera dan Waigeo Raja Ampat, Papua Barat, jenis ini ditemukan lebih
banyak menggunakan fasilitas manusia seperti kabel dan tiang untuk bertengger
dan bahkan membuat sarang. Kok aman yak? Kita aja manusia ngeri membayangkannya,
bisa gosong kita jika kena kabel.
Ternyata burung dapat bertengger
di kabel listrik tanpa tersengat listrik karena burung bukan merupakan konduktor yang baik, yang berarti
bahwa mereka tidak menghantarkan listrik dengan mudah melalui tubuh mereka
seperti logam atau bahan konduktif lainnya.
Ketika burung bertengger di kabel
listrik, kaki mereka mengalami perbedaan potensial listrik antara kabel yang
mereka pegang dan tanah di bawah mereka. Namun, karena kaki burung terbuat dari
bahan yang tidak menghantarkan listrik dengan baik, arus listrik tidak mengalir
melalui tubuh mereka ke tanah.
Selain itu, banyak kabel listrik
modern dilapisi dengan bahan isolator yang meminimalkan kemungkinan adanya arus
bocor dan mencegah terjadinya kebocoran listrik yang dapat membahayakan burung
dan manusia.
Ada beberapa alasan mengapa
burung sering bersarang di kabel listrik, antara lain:
- Ketinggian yang cocok: Kabel listrik sering kali terletak di ketinggian yang cocok bagi burung untuk bersarang, terutama bagi jenis burung yang biasanya bersarang di tempat yang lebih tinggi seperti burung walet.
- Keamanan: Beberapa jenis burung merasa bahwa sarang yang dibuat di atas kabel listrik lebih aman dari predator seperti kucing atau musang. Kabel listrik juga membuat sulit bagi predator untuk mencapai sarang burung.
- Mudah diakses: Kabel listrik yang terletak di lingkungan perkotaan biasanya mudah diakses oleh burung, terutama jika terletak di dekat pohon atau dinding bangunan yang seringkali menjadi tempat berkumpulnya burung.
- Tidak terganggu: Burung mungkin merasa lebih nyaman bersarang di atas kabel listrik karena tidak terganggu oleh kegiatan manusia seperti yang mungkin terjadi di sekitar pohon atau semak-semak.
Meskipun burung sering
bersarang di kabel listrik, perlu diingat bahwa ini dapat menjadi berbahaya
bagi burung jika kabel tersebut terhubung dengan sumber listrik yang bermuara
pada tanah atau terpapar langsung oleh cuaca buruk seperti hujan dan petir. Namun
daya adaptasi burung untuk bertahan hidup di perkotaan memang LUAAAAR BIASSAAA.